Jumat, 16 Desember 2016

Arti Sebuah Waktu

Seekor burung yang terbang rendah melintasi kebun. Cahaya mulai muncul kembali. Kegelapan pekat memudar di tepiannya. Seorang gadis yang masih memakai piyama duduk dan menyalakan lampu di samping tempat tidurnya. Ada pena, tetapi tidak ada kertas, jadi pada dinding disampingnya ia menulis, “Aku ingin merasakan kebahagiaan bersama kedua orang tuaku”. Lalu gadis kecil itu kembali berbaring dan memandang ke luar menatap langit. Warna langit tampak ganjil – merah campur abu – abu, seperti tubuh sekarat yang kehabisan darah. Gadis kecil itu bisa mencium aroma sarapan lezat yang setiap harinya dibuat oleh seseorang yang ia sebut Malaikat. Ya, dia ibu gadis itu. Ibunya bernama Bella, ia selalu menyiapkan Azka dan suaminya sarapan. Sosis adalah menu andalan pada Minggu pagi. “Selamat Pagi.”Terdengar suara halus oleh pria berkulit sawo matang, yang mempunyai mata indah bagaikan mata rusa. Pria tersebut adalah ayah gadis kecil itu, pria campuran Barat – Indonesia itu bernama Charles. Dan gadis manis itu sendiri,adalah gadis yang berumur 7tahun bernama Azka. Azka tinggal bersama kedua orang tuanya dirumah tua peninggalan kakek – neneknya. Pada saat ia dilahirkan ke dunia yang penuh teka – teki ini, Bella didiagnosa tidak dapat mempunyai anak lagi karena terdapat gangguan di rahimnya. Jadi, Azka terlahir sebagai anak tunggal, dan Azka tumbuh sebagai anak yang periang dan juga membahagiakan banyak orang di sekelilingnya. Ayah Azka bekerja sebagai direktur di sebuah perusahaan besar. Sedangkan ibunya, bekerja dirumah sebagai ibu rumah tangga.
         
          Hawa yang diam demikian indah, menghadirkan matahari dengan kemuning sinarnya. Di ufuk timur, mentari kini sudah mulai menampakkan diri. Itu terlihat kala cakrawala yang berubah warna – warna dengan hamparan merah ke kuningan yang merona. Dengan begitu bisa dipastikan bahwa malam sudah akan berakhir berakhir dengan indahnya mentari di pagi hari. Seorang gadis kecil berdoa di pagi hari, “Ya Tuhan, semoga aku bisa terus menerus merasakan kebahagiaan bersama kedua orang tuaku. Hari ini, besok, dan selamanya”. Azka memakai sepatu berwarna hitam yang mempunyai hiasan bunga di bagian depannya, sol sepatunya mengeluarkan desisan udara saat dia melompat – lompat menuruni tangga. “But you had me underrated, rated, rated, rated, what's wrong with being, what's wrong with being, what's wrong with being confident?”Gadis kecil itu bernyanyi sembari berjalan menuju ruang makan untuk menyantap sarapan yang tengah disiapkan oleh ibunya. Saat hamper sampai, Azka mendengar perdebatan kedua orang tuanya. “Anakmu masih berumur 8tahun mas! Kenapa dia harus menderita penyakit itu?!”Terdengar suara sang ibu dari luar ruang makan. “Aku juga tidak tau Bella, Yang terpenting sekarang kita harus menjaga Azka semampu kita, doakan yang terbaik untuk putri kecil kita.”Ujar Pak Charles,menenangkan istrinya. “Good morning! Ayah, ibuu.”Sapa Azka bahagia. “Morning too,sweety.”Jawab kedua orang tua serentak. Walaupun Azka masih berumur 8tahun. Dari kecil, gadis yang mempunyai kulit putih dan mulus ini sudah ditanamkan pelajaran Bahasa Inggris di dirinya. Jadi mudah bagi gadis kecil itu untuk menguasai Bahasa Inggris ketika sudah besar nanti. Beberapa bulan berlalu, Gadis kelahiran tahun 2003 itu harus tinggal bersama tantenya di rumah. Karena ayahnya mendapat tugas keluar negeri, dan ibunya harus menemani sang suami. “Hari ini hari pertama ujian semester, kuharap saat penerimaan raport ayah dan ibu bisa dating mendampingiku”Ujar Azka. Saat menjalani ujian. Kejadian tak terduga terjadi, gadis bertubuh mungil itu tiba – tiba pingsan dan mengeluarkan darah dari hidungnya saat tengah menjalani ujian. Seisi kelas panik melihat kondisi Azka. Azka harus dibawa kerumah sakit saat itu juga. Saat Azka sadar, yang ia lihat hanya tante dan pamannya yang berada disampingnya. “Dimana ayah dan ibuku?”Tanya si kecil yang masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit. “Kamu tak ingat sayang?Mereka sedang diluar negeri.”Jawab Diany,tante Azka. “Apakah aku bisa berbicara dengan mereka?”Pinta Azka. “Baiklah sayang”Ujar Diany sembari mengambil handphone dari sakunya dan langsung menelfon kedua orang tua keponakannya itu. “Assalamualaikum, ayah ibu?”Sapa Azka di telefon. “Waalaikumsalam,sweet heart”Jawab Bella sang ibu. “Bisakah ibu pulang?Azka butuh ibu dan ayah disini menemani Azka”Sambil menangis ia meminta kedua orang tuanya pulang. “Tidak bisa sayang, ayahmu harus tinggal beberapa bulan lagi disini. Maaf ibu harus menutup telefonnya. Ibu sedang sibuk membantu ayahmu disini”Tutup ibu Azka. *Tiit titt titt* Suara telefon dimatikan. Gadis kecil itu hanya bisa menangis diatas ranjang rumah sakit sambil menahan sakit kepala yang tak henti – henti walau sedetikpun. Keesokan harinya, Azka diperbolehkan pulang oleh dokter, tetapi ia harus tetap beristirahat dirumah dan harus menjalani ujian dirumah. Tiada hari yang Azka lewati tanpa mimisan dan sakit kepala yang amat. Ia harus selalu bolak – balik rumah sakit ditemani oleh paman dan tantenya untuk memeriksa perkembangan kondisinya. Saat menduduki bangku SMP, penyakit gadis yang menginjak umur 13tahun itu makin menjadi – jadi. Dan orang tuanya masih saja tidak pulang – pulang. “Sudah beberapa tahun, ayah dan ibu masih saja di luar negeri, kapan mereka pulang?Kata mereka hanya beberapa bulan saja disana.”Ujar Azka dalam hati. Gadis itu mencoba beberapa kali menelfon orang tuanya tapi tidak ada jawaban sama sekali. Sampai suatu saat Azka harus benar – benar dirawat total di rumah sakit. Karena kanker yang ia derita sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, tiap kali ia menyisir rambutnya, setengah dari rambutnya berguguran. Dan akhirnya Azka memutuskan untuk mencukur rambutnya dan memakai jilbab. “Tante, bisakah aku bicara dengan ibuku?”Pinta si gadis yang terbaring sangat lemah dan memakai infuse dan harus memakai selang oksigen di lubang hidungnya. “Tadi tante Diany sudah mencoba menghubungi mereka, tapi mereka bilang sangat sibuk dan tahun ini belum bisa pulang ke Indonesia.”Jelas Diany. Azka hanya bisa menangis dan terus menangis merindukan orang tuanya yang jauh disana. Setiap saat ia menuruni tangga dirumahnya, ia mengingat orang tuanya. Setiap ia menduduki bangku meja makan ia merindukan orang tuanya. Bahkan saat ia bangun pagi dirumah sakit, sambil menatap keluar jendela. Ia teringat akan kata – kata yang sering ia ucapkan di pagi hari yaitu “Aku ingin bahagia bersama kedua orang tuaku”Kata – kata itu tidak bisa Azka lupakan. Sampai suatu saat, “Dokter! Dokter!”Panik Paman dan Tante Azka. “Ada apa dengan keponakan kami dok?!”Tanya keluarga Azka panik.  “Azka mengalami kejang – kejang yang luar biasa. Jalan satu – satunya untuk menyembuhkan penyakitnya adalah chemotherapy dan operasi. Tetapi itu akan sangat menyakitkan bagi anak yang masih berumur kecil seperti Azka”Jelas Dokter. “Apapun itu, tolong lakukan. Demi kesehatan dan keselamatan keponakan kami”Ujar Diany.”Baiklah kalau begitu.”Kata Dokter. Sebelum menjalani chemotherapy, Azka meminta paman dan bibinya menemaninya di ruang operasi. “Mungkin aku akan terlahir kembali sebagai orang lain. Pesawat terbang menabrak gedung. Mayat – mayat berjatuhan mengarungi udara. Gerbong kereta api dan bus meledak. Radiasi merembas dari trotoar. Matahari berubah menjadi titik hitam paling kecil. Umat manusia pun punah.”Ujar Azka dalam hati. “Kami disini sayang, tante Diany disini. Pamanmu disini. Tenanglah, tante Diany menggenggam tanganmu.”Panik Diany.“Suara seekor burung yang terbang melintasi kebun. Kemudian jeda. Jeda. Segumpal awan berarak. Jeda lagi. Cahaya menembus jendela, hinggap di tubuhku, ke dalam tubuhku.”
Selesai mengucap kata – kata itu. Detak jantung Azka mulai berhenti, seisi ruangan operasi panik. Diany tak berhenti menggenggam tangan Azka dan mengeluarkan air mata. Gadis manis, cerdas, penyabar, penyayang, yang sangat merindukan akan kehadiran kedua orang tua disampingnya. Kini, harus meninggalkan dunia yang indah ini. Orang tua Azka yang berada di luar negeri hanya dapat menangis dan menerima kenyataan pahit bahwa putri semata wayangnya harus pergi meninggalkan mereka secepat ini. Beberapa bulan setelah kematian gadis kecil berhati Malaikat itu. Bella tak sengaja memasuki kamar Azka. Melihat kondisi kamar yang berantakan, Bella berniat membersihkannya. Saat memeriksa laci Bella menemukan sepucuk surat yang ditulis Azka saat ulang tahunnya yang ke 13Tahun. “Hai ibu, hai ayah. Azka berniat mengirimkan surat ini kepada kalian. Tapi aku tidak tau bagaimana caranya. Hari ini, tepat jam 24.00 aku berumur 13tahun. Bukankah kalian senang?Kini aku sudah beranjak dewasa. Oh iya, saat penerimaan rapor di SD Azka juara 1 umum loh. Kalian pasti banggakan dengan Azka?. Azka rindu ayah dan ibu, Azka ingin sama – sama dengan ayah dan ibu lagi, Azka ingin sarapan bersama ayah dan ibu, Azka rindu sosis bakar yang dibuat ibu setiap minggu pagi, Azka merindukan kata selamat pagi yang menghangatkan dari ayah, Azka rindu menghabiskan waktu Azka dengan kalian. Kapan kalian pulang?. Azka sering sakit – sakitan, bisakah ayah dan ibu merasakannya?Sakitnya seperti ditusuk jarum berkali – kali dibagian kepala. Azka harap, ibu dan ayah bisa segera pulang dan menemani hari –hari Azka seperti biasanya. Menemani Azka melawan sakit yang sangat menyiksa Azka ini. Azka merindukan kalian. Ayah, ibu. Semoga suatu saat kalian bisa membaca surat ini. Dan kalian bisa tau sebagaimana besar rinduku kepada kalian.” Seketika. Burung – burung berhenti bertebrangan. Sekujur jasad burung di halaman. Ikan – ikan berhenti berenang. Jutaan semut terkejut oleh hadirnya matahari. Sekumpulan bebek berhenti berjalan bersama dan memilih berjalan sendiri – sendiri. Itulah akhir dari semuanya.
Saya tak tahu, berapa waktu yang tersisa untuk saya. Satu jam, satu hari, satu tahun, sepuluh, lima puluh tahun lagi? Bisakah waktu yang semakin sedikit itu saya manfaatkan untuk memberi arti keberadaan saya sebagai hamba Allah di muka bumi ini? Bisakah cinta, kebajikan, maaf dan syukur selalu tumbuh dari dalam diri, saat saya menghirup udara dari Yang Maha?

Pengenalan

Hai teman - teman!Ini Endorsi. Apa kabar? Ini pertama kalinya aku menampilkan karyaku ke media internet. Tulisan - tulisan yang akan saya posting adalah murni karya saya, walaupun mungkin teman atau kerabat saya ingin membantu akan saya terima dengan senang hati^^. Awalnya saya berfikir kenapa saya hanya tinggal menulis saja?Kenapa saya tidak berfikir untuk memposting semua tulisan - tulisan saya kedalam blog?. Dan akhirnya salah satu teman saya menyarankan untuk menumpahkan semua tulisan - tulisan saya ke www.blogger.com
Ngomong - ngomong saya masih penulis amatiran yang masih butuh bimbingan dari teman - teman, kakak - kakak sekalian^^ jadi sangat dimohon untuk kritik dan sarannya pada tulisan saya. 
Kalian juga bisa mengunjungi youtube channel saya https://www.youtube.com/channel/UCUfOOxScpUUbF6aGMtCqfrQ/videos
Terimakasih^^

-Endorsi